Susuri rasa lewat lidah dan pahami dengan pikiran masing-masing.
Judul : Linguae
Penulis : Seno Gumira Ajidarma
Penerbit : Gramedia Pusaka Utama
Penerbit : Gramedia Pusaka Utama
Tempat Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2007
Cetakan ke : 2
Ukuran Buku : 13,5 x 20 cm
Tahun Terbit : 2007
Cetakan ke : 2
Ukuran Buku : 13,5 x 20 cm
Terlambat delapan tahun untuk membaca buku ini. Menyimpulkan seperti ini mungkin
saja salah tapi rasanya sudah terlalu telat, banyak karya Seno Gumira Ajidarma
(SGA) yang belum dibaca. Hari lalu saya dapat pinjaman “LINGUAE” dari seorang kakak angkatan di kampus. Ia bilang bahwa
cerpen-cerpen SGA bagus, akhirnya saya habiskan waktu tiga hari untuk membaca.
Dari kata ke kata, lalu kalimat ke kalimat, hingga bab ke bab menyusuri tiap
arti sampai titik mengakhiri. Kadang harus mengulang karna gagal paham,
analoginya di beberapa cerpen dalam buku ini seperti Joko Swiwi, Badak Kencan
dan Perahu Nelayan Melintas Cakrawala agak sulit di pahami bagiku yang
baru-baru saja membaca karya sastra jenis ini. SGA sepertinya membebaskan
pembaca untuk berasumsi atas ceritanya dan kesimpulan hadir sesuai pemahaman
pembaca atas tulisannya.
Setiap cerpen dalam buku ini punya nilai yang diangkat, dari percintaan,
kemanusiaan, pencarian jati diri, konflik masyarakat, penghianatan, kebebasan
dan mungkin yang lain. Salah satunya seperti “Cintaku Jauh di Komodo” disini
menceritakan bahwa cinta bukan melulu soal rasa namun perwujudan juga jadi pertimbangan.
Jika kekasihmu bereinkarnasi menjadi seekor komodo jantan apakah cintamu masih
ada. Tak hanya menyajikan untaian kata yang asik tapi juga pertanyaan dan
peryataan yang buat berfikir ulang atas sesuatu yang selama ini dianggap
sederhana.
Buku ini enak dibaca dalam keadaan sepi dengan suasana yang tidak panas.
Cukup dengan sejuk, akan buat nyaman ikuti alur cerita. Cocok untuk para
punjangga yang suka berpuitis dan habis’si waktu dengan bait-bait kata penuh
tafsir. Bagi pemula yang ingin jadi pujangga juga boleh, banyak kosakata yang
bisa ditiru.
Leave a Reply