Rabu, 09 Maret 2016

Kaki kecil bertelanjang

"Redah, hujan telah usai turunkan rezkinya. Kubangan menampung anugerah mengisi dahaga-dahaga kehausan hingga meluap kemana-mana. Kira semuanya kebagian, nyata kaki telanjang itu masih mengada tangan meminta air. Berusaha menjaga agar tetes tertampung di atas selah-selah tangan. Hujan, mungkin engkau terlalu sebentar basahi bumi."
Sore tadi usai hujan, langkah kecil tanpa alas hampiri aku dan temanku yang sedang menunggu fotocopy'an dekat kampus. Dengan membawa dua bilah kayu ia mencoba memanggil, "Minta mbak."suaranya rendah, matanya hanya sepintas melihatku lalu mengalihkan pandangan ke arah televisi yang tergantung diatas. Ia terdiam, recehan kuulurkan ke tangan kecil itu lalu diambilnya. Ia sempat terdiam kemudian kembali menoleh kearah televisi. Hanya sebentar dan akhirnya dengan bertelanjang kaki ia pergi meninggalkan jejak. Ia hanya bocah kecil yang masih hidup di kemarau panjang berharap hujan turun agar keringnya mampu dibasuh. Sayang payung besar telah menghalangi tetesan hujan. Hanya menyisakan tetes-tetes dari atap, bahkan kaki kecil tanpa alas itu tak mampu merasakan sejuknya tanah sehabis hujan. 

Leave a Reply